Kalangan masyarakat dari berbagai elemen di Nias, khususnya Kota
Gunung Sitoli, menilai proses penerimaan calon pegawaii negeri sipil
(CPNS) di kota yang baru nekar dari Kabupaten Nias itu, sarat dengan
praktek curang dan menipulatif, sehingga proses seleksi CPNS di kota itu
harus diulang.
Wakil Ketua DPRD Nias Armansyah Harefa SE dan anggota Komisi A DPRD
Nias Faonasokhi Daeli, menyatakan pihaknya telah menemukan beberapa
sinyalemen yang telah merugikan masyarakat selaku peserta seleksi CPNS,
yaitu terjadinya pembohongan publik oleh kalangan panitia penerimaan
CPNS Kota Gunung Sitoli, terjadinya praktek manipulasi jumlah peserta
yang diluluskan, dan adanya indikasi permainan atau kolusi antara
pejabat teras tertentu berkaitan dengan masa pemilihan kepala daerah
(Pilkada) pertama di kota itu dalam waktu dekat ini.
“Dari temuan atas tinjauan dan konfirmasi langsung kami ke Jakarta,
ternyata ada indikasi kecurangan dalam proses rekrutmen CPNS di Kota
Gunung Sitoli, Nias. Selain pembohongan publik, ini juga sudah merugikan
banyak orang, Jadi, apapun ceritanya, proses penerimaan CPNS harus
diulang,” ujar Armansyah Harefa kepada pers di Medan, Jumat (11/12)
kemarin.
Dia memaparkan hal itu dalam temu pers di Medan, khusus seputar hasil
penerimaan CPNS di Nias, khususnya di kota Gunung Sitoli, sekembalinya
dari Jakarta. Bersama sejumlah rekannya dari kalangan anggota DPRD Nias,
Harefa dan Daeli menyebutkan kunjungan konfirmasinya ke pihak
Universitas Indonesia (UI) Jakarta, ternyata menghasilkan jawaban bahwa
lembaga PTN itu membantah adanya kerjasama atau MoU dengan pihak Pemko
Gunung Sitoli dalam kerjasama pemeriksaan hasil ujian CPNS pada 25
Nopember lalu. Dari hampir 3.000-an peserta CPNS di kota itu, disebutkan
hanya 495 orang yang diumumkan lulus, dari yang seharusnya porsi lulus
500 orang.
Tindak konfirmasi dan investigasi mereka di Jakarta, diperoleh fakta
bahwa lembaga PTN yang bekerjasama dengan Pemko Nias adalah PTN
Politeknik Negeri Jakarta, bukannya UI. Atas kebohongan pihak panitia
CPNS Gunung Sitoli itu, menurut Harefa, semakin memperkuat adanya adanya
indikasi permainan dan manipulasi untuk tujuan tertentu dalam proses
penerimaan CPNS tersebut. Terlebih lagi, ujar dia, oknum kepala Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Gunung Sitoli (Theodore Hulu) tampak keberatan
ketika ditanya masyarakat dan peserta CPNS ketika mempertanyakan naskah
soal ujian yang tidak disegel pada saat ujian berlangsung.
Kejanggalan lain yang dinilai sebagai praktek kecurangan itu antara
lain jumlah peserta CPNS yang diluluskan pada formasi tertentu ternyata
melebihi angka atau jumlah ketentuan semula. Misalnya, formasi CPNS
untuk jurusan teknik budidaya pertanian yang hanya dibutuhkan dua orang,
ternyata diluluskan empat orang. Untuk tenaga sosial ekonomi pertanian
(Sosek) yang dibutuhkan 2 orang, diluluskan 5 orang, tenaga D1 Manajemen
formasinya hanya 10 orang malah lulus hingga 13 orang, dan D1
Informatika lulus 1 orang, padahal formasinya hanya 2 orang.
“Ini tentu aneh, Tak logika. Kalau panitia berani melebihkan jumlah
orang yang lulus pada bidang tertentu, logikanya kan pasti terjadi
amputasi atau pengurangan jumlah orang yang lulus pada bidang kerja
tersebut. Ini kan sama saja artinya tidak meluluskan orang yang
berpeluang lulus pada bidang itu. Ini bisa bahaya dalam citra pelayanan
public kita,” ujar Harefa prihatin, sembari menambahkan adanya juga
selentingan biaya masuk atau lolos CPNS di daerah itu berkisar Rp 50
juta hingga Rp 70 juta per orang.
Bersama Daeli, Harefa saat ini juga tengah menyiapkan data-data kasus
dan laporan kepada sejumlah pihak terkait, baik lembaga vertikal maupun
horizontal untuk memperoleh tindaklanjut secara administrative maupun
juridis. Misalnya laporan ke Menteri Dalam Negeri, Men-PAN, Gubsu,
Kepala BKD Propinsi Sumut dll. Disamping itu, mereka juga menunjukkan
draf surat pengaduan ke pihak Polda Sumut dan Polres Nias, Kejari Gunung
Sitoli dan Kejati Sumut, Komnas HAM dan juga Komisi Ombudsman RI.
Selain di kota Gunung Sitoli, kasus serupa ternyata juga terjadi di
daerah lain yang sama-sama mekar dari kabupaten Nias hampir setahun
lalu. Di Kabupaten Nias Barat misalnya, anggota DPRD Nias Faonasokhi
Daeli juga mendesak agar pengumuman CPNS di daerah itu dibatalkan karena
banyak peserta yang semula dinilai mampu dan pintar ternyata tak lulus,
sementara banyak calon lain yang tak diyakini lulus, malah lulus.
“Sebelumnya, kami dari DPRD Nias, termasuk anggota dewan dari Dapem
Nias Barat, juga telah melakukan konfirmasi langsung ke UI. Pembohongan
public juga terjadi karena UI ternyata tak menjalin kerjasama dengan
Pemkab Nias Barat. Jadi, seleksi CPNS di Nias Barat juga harus diulang
dengan terlebih dahulu menjalin kerjsama dengan PTN di daerah ini, bila
perlu harus disaksikan delegasi masyarakat atau anggota DPRD setempat.
Kalau tidak, ini harus diusut oleh para penegak hukum,” ujar Khenoki
Waruwu SE, anggota DPRD Nias dari Mandrehe (Nias Barat) kepada SIB
sepulang dari Jakarta (UI) bersama rekannya Ramli dan Sudirman Halawa
dari DPRD Sumut. (M9/h)
Tuesday, August 27, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
Entri Populer
-
Lowongan Kerja Call Center, Accounting Juni 2013 di Jakarta Selatan , Jakarta Timur, BSD di PT. Komunitas Manajemen Terpadu adalah perusa...
-
Informasi pengumuman dari HASIL TEST KELULUSAN CPNS K-2 atau KATAGORI 2 untuk seluruh Indonesia yang tinggal di Propinsi Jawa Barat, Jawa ...
-
PENGUMUMAN Nomor : 800/16466/BKD/II/2013 TENTANG PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH PELAMAR UMUM DAN PELATIH OLAH RAGA/OLAHRAGAWAN...
-
B U P A T I T A P A N U L I T E N G A H P E N G U M U M A N NOMOR : 800/ 2314 / BKD / 2013 T E N T A N G PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI...
-
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bengkulu, Tarmizi mengatakan, perawat jiwa dipastikan mendominasi kualifikasi pendidikan C...
-
Diserahkan SK 50 CPNS K1 - MedanBisnisDaily.com www.medanbisnisdaily.com/.../diserahkan_sk_50_cpn...Translate this page Jun 15, 2013 - Bupa...
-
Dalam rangka pengisian formasi CPNSD Tahun 2013, sesuai dengan surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Re...
-
Pemko Bukittinggi mengajukan kenaikan belanja daerah dalam APBD Perubahan (APBD-P) 2011 sebanyak Rp 45,8 miliar. Sayangnya, kenaikan it...
-
Beritatebo.com – Hingga saat ini Pemkab Tebo baru bisa memastikan jumlah formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk tahun 2013 yakni ...
-
RI N C I AN JABATAN, K U A L I F I K ASI P EN D ID I K AN D A N J UM LAH F O R M ASI, K U A L I F I K ASI P EN D ID I K AN D A N J UM...
0 comments:
Post a Comment